Scrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace Layouts

The Black Family  

Diposting oleh Penerbitan Economica

By Alice

Mulanya, Saya tidak pernah ingin menerima "pendatang" baru di rumah saya semenjak Ruben meninggal. Saya dan keluarga saya hanya tinggal dengan Jelly Whitefeather untuk beberapa jenak, sebelum Messi Gray mengawali kisah baru di rumah saya.

Saya mengenal Messi Gray sebagai petualang sejati. Wajahnya tampan, bersih dengan kulit putih dan perawakan tegap seperti lelaki sejati. Saya mengenalnya karena dia bersahabat dengan Jelly Whitefeather, yang kebetulan adalah sahabat saya juga. Semenjak mengenal Whitefeather, Messi Gray sering menginap di rumah kami, dan karena sikapnya yang sopan, saya tentu saja tidak keberatan sama sekali.

Pada suatu hari, Gray mengajak wanita, namanya Sarah Black, bertandang ke rumah kami. Sarah adalah wanita bertubuh langsing dengan mata yang tajam. Pada saat Gray mengajaknya ke rumah kami, saya sedikit protes karena Sarah ternyata sedang hamil. Namun karena Whitefeather kebetulan tak keberatan dan Gray berhasil meyakinkan saya untuk "berbelas kasihan" pada Sarah, akhirnya saya pun menerima Sarah tinggal di rumah kami.

Sarah melahirkan bayi kembar tiga, semuanya perempuan. Saya memberinya nama Pauletta Black, Aretha Black dan Nicholetta Black. Semuanya saya beri nama sesuai dengan marga ibunya karena ternyata ketiganya bukan anak Gray, dan Sarah juga mengakui kalau Gray hanyalah ingin menolongnya saja.

Beberapa waktu kemudian, Pauletta, Aretha dan Nicholetta tumbuh menjadi tiga gadis remaja yang cantik. Mereka memiliki tubuh yang mulus dengan mewarisi mata tajam ibunya. Sarah Black sendiri kemudian memutuskan untuk meninggalkan rumah saya dan menitipkan ketiga putrinya pada saya. Gray sendiri menghilang, dan dari Whitefeather, saya akhirnya tahu kalau Gray sudah memulai petualangannya yang baru.

Tiga gadis remaja cantik itu kontan jadi rebutan pria2 di sekitar rumah saya. Dari duda yang doyan kawin macam Jerry Dunks (yang belakangan saya curigai sebagai ayah dari ketiga gadis itu karena kemiripan wajah) dan Raymond Zhu, sampai pemuda2 tanggung yang bahkan tak saya kenali lagi. Semula ketiga gadis ini menolak mentah2 kehadiran pria2 itu, sampai kemudian saya mengetahu satu kenyataan pahit.

Pauletta, si kembar tertua, hamil.

Saya panik. Saya bahkan tak mengetahui siapa yang telah menghamili Pauletta. Tapi saya tentu tak bisa melarikan diri dari kenyataan. Saya harus tetap merawatnya. Namun kenyataan justru semakin pahit untuk saya karena beberapa waktu kemudian, saya mengetahui kalau Aretha juga ternyata sudah hamil.

Kecewa? Pasti. Tapi saya pribadi lebih suka menyalahkan diri sendiri yang tak mampu menjaga gadis2 itu. Ibu saya mengambil langkah lebih ekstrem. Begitu Pauletta dan Aretha melahirkan, Beliau mengusir keduanya dan mengasuh dua bayi mereka (masing2 dari mereka melahirkan dua bayi, tapi satu bayi meninggal setelah dilahirkan). Melihat kenyataan yang terjadi pada kedua saudarinya, Nicholetta juga akhirnya memutuskan untuk keluar dari rumah kami.

Kami kemudian membesarkan ketiga bayi itu, satu perempuan dan dua laki2. Saya memberi nama Valentina Black untuk anak perempuan yang manis dan montok itu, sementara dua adik laki2nya saya beri nama Marcello Black dan Montgomery Black.

Seiring berjalannya waktu, ketiganya tumbuh dengan rukun dan sejahtera. Namun, seperti deja vu', begitu Valentina beranjak dewasa, ia juga jadi rebutan pria2 di sekeliling rumah saya. Saya tentu tak bisa mencegah takdir. Valentina bernasib sama dengan ibunya, hamil tanpa saya ketahui siapa pelakunya. Ibu saya tak lagi memberi ampun. Beliau mengusir Valentina begitu tahu gadis cantik itu hamil, tak lagi menunggu anaknya lahir seperti sebelumnya.

Kini di rumah saya tinggal dua bersaudara Marcello dan Montgomery Black yang hidup dengan rukun. Saya bahagia melihat mereka, karena melihat mereka saja sudah dapat menghapuskan keletihan saya setelah seharian beraktivitas di kampus. Mereka seperti sahabat saya, mendengarkan keluhan saya dan bermain bersama saya.

Mungkin saya akan mempertahankan mereka sampai maut memisahkan kelak. Tapi buat saya, tragedi yang menimpa Pauletta, Aretha, Nicholetta sampai Valentina adalah pukulan dan tulisan ini saya dedikasikan untuk kerinduan saya pada mereka.

P.S : Kemarin sore saya bertemu dengan Messi Gray. Dia tak lagi setampan dulu. Tubuhnya penuh dengan kotor debu dan bekas luka. Ketika saya mengajaknya berbincang, dia duduk sejenak di samping saya dan mengatakan pada saya betapa dia berterima kasih karena saya telah merawat Sarah Black dan keturunannya.

Saya merasa makin miris. Terlebih karena dia mengatakan betapa bahagianya dia melihat Marcello dan Montgomery hidup dengan sejahtera di bawah asuhan keluarga saya. Messi Gray mungkin tak tahu apa yang terjadi sebenarnya, pikir saya.

Tapi dia bilang dia tahu segalanya. Dia tahu semua yang terjadi pada Sarah Black dan setiap keturunannya. Dia tak mempersoalkannya. Ketika saya mengutarakan kemirisan saya, dia memanggil Marcello dan Montgomery, mereka kemudian merapat ke tubuh saya dan menjawab, "Meoooonggg..."

This entry was posted on 03.52 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar