Scrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace Layouts

Percikan dan Kerikil yang Dihadapi Bangsa Ini di Hari Kemerdekaan  

Diposting oleh Penerbitan Economica

By Dhika Ariyadi

“Oh my ghost..”

“Really??”
“hello.. yes!!!”

Kata-kata itu menjadi trend dewasa ini yang dipopulerkan oleh salah seorang artis muda yang katanya blasteran atau lebih dikenal dengan indo (Peranakan campuran Indonesia dengan Asing). Tidak disengaja pula, artis itu berulang tahun tepat di hari kelahiran bangsa kita. Waw..hebat juga yah artis itu, padahal dia kan salah satu orang yang melunturkan nasionalisme kita. Untungnya saja dia tidak diundang ke istana untuk memeriahkan hari ulang tahun negara kita. Kalau itu sampai terjadi, sungguh aneh bila kita harus benchmark nasionalisme dengan orang blasteran yang belum tentu baik nasionalismenya. Malah nampaknya ingin mengurangi nasionalisme kita lewat banyak jargon-jargonnya.

Paragraf diatas, merupakan suatu kekhawatiran saya sebagai anak bangsa ketika melihat kebudayaan bangsa ini ingin dibelokkan menuju ke arah westernisasi. Semoga saja, kita semua tidak terpengaruh dan tak akan goyah terhadap nasionalisme akan kebudayaan kita. Sehingga dari tahun ke tahun kita akan merayakan moment-moment hari kemerdekaan kita dengan penuh semangat nasionalisme yang hakiki.

Mungkin saja kekhawatiran saya agak berlebihan, mengingat masih banyak juga terlihat semarak hari kemerdekaan dirayakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia. Sehingga itu sedikit menutup kekhawatiran saya. Walaupun tayangan televisi sudah beraneka ragam, pengaruh westernisasi semakin merajalela, tetapi alhamdulilah ketika moment hari kemerdekaan seluruh warga negara Indonesia merayakannya dengan penuh suka cita. Semoga saja, nasionalisme tidak tumbuh hanya ketika perayaan hari kemerdekaan saja tetapi dapat meresap di dalam relung masing-masing warga negara Indonesia kapan pun juga.

Di hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-63 ini, bangsa Indonesia dihadapkan oleh berbagai macam masalah, dimulai dari dekadensi moral, disintegrasi, dan hal-hal lain dari masalah politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Sungguh bukan hal yang mudah untuk sebuah bangsa yang besar dalam menghadapi yang sangat banyak itu. Mungkin, kita sebagai generasi muda lah yang dapat mengubah itu untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Percikan dan Kerikil yang Dihadapi Bangsa Ini di Hari Kemerdekaan, mungkin itu kalimat yang tepat untuk bangsa ini di hari kemerdekaan kali ini. Di hari kemerdekaan yang ke 63 ini, Bapak Presiden kita mendapat percikan semangat setelah lahirnya cucu pertama mereka yang dinamai dengan indahnya yang memang merupakan doa dan harapan tentunya dari keluarga besar Bapak Presiden kita. Percikan-percikan semangat pun terlihat di seluruh Indonesia, perayaannya di gelar dimana-mana. Layar kaca pun menampilkan banyak sekali percikan-percikan semangat masyarakati untuk merayakan hari kemerdekaan bangsa ini. Semoga saja semangat itu tidak hanya merupakan kesenangan belaka, namun dapat diaplikasi dalam membangun bangsa ini dengan berbagai macam cara, mengembangkan perekonomian, budaya, dan sebagainya.

Namun, selain percikan yang begitu membara, kerikil-kerikil besar ataupun kecil pun sedang menghalangi bangsa ini. Dimulai dari kasus-kasus korupsi yang tejadi, huru-hara pilkada, tindak kriminalitas yang tinggi, tindak-tanduk kaum selebritis yang tidak karuan, dan sebagainya. Kerikil-kerikil ini membawa bangsa Indonesia pada kehancuran. Banyaknya korupsi yang terjadi di Indonesia ini membuktikan bahwa moral bangsa masih di ujung tanduk. Malah, yang katanya di zaman reformasi ini digalakkan anti korupsi, masih ada saja anggota DPR yang masih berkomplot untuk mendapatkan dana sogokkan dari oknum tertentu. Sungguh sangat memalukan dan memilukan, anggota DPR yang menjadi perwakilan kita untuk memajukkan bangsa ini bermoral buruk, lalu kita mau percaya sama siapa. Bagaimana bangsa ini bisa maju diatas keperwakilannya mereka untuk kita. Di hari kemerdekaan ini saja, kasus para anggota DPR seperti Bulyan Royan dan teman-temannya masih menjadi teka-teki. Kalau tidak asap mana mungkin api kan berkobar?. Jadi anggota DPR yang bersalah siap-siap dan mengaku sajalah. Dosanya berkali-kali lipat nih, apalagi bersenang-senang diatas penderitaan orang lain. Huuh..

Semoga saja, dengan adanya percikan-percikan, berupa kebahagiaan dan semangat, dapat sedikit melupakan kerikil-kerikil yang ada, tentu saja tidak melupakan secara keseluruhan karena kerikil-kerikil itu harus dihancurkan secepatnya.MERDEKA!!

This entry was posted on 04.01 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

1 komentar

menurut saya kata alhamdulilah juga punya derajat yang sama dengan kata oh my ghost, please ataupun oh really..
apakah dengan mengucapkan kata itu akan lebih nasionalis ketimbang menyebutkan kata oh my ghost, really ataupun please???